Masih Banyak yang Salah Paham: Ini Perbedaan Israel, Yahudi, dan Zionis
- account_circle Redaksi
- calendar_month Kam, 3 Jul 2025
- visibility 34
- comment 0 komentar

Banyak orang masih menyamakan istilah Israel, Yahudi, dan Zionis. Padahal ketiganya sangat berbeda secara sejarah, budaya, dan ideologi.
NUANSAMEDIA.COM – Di tengah konflik Timur Tengah yang terus berlangsung, perdebatan soal Israel, Yahudi, dan Zionis kembali mencuat. Sayangnya, hingga kini masih banyak yang belum memahami perbedaan ketiga istilah ini. Banyak orang mengira bahwa Israel, Yahudi, dan Zionis adalah satu hal yang sama. Padahal, sejarah mencatat ketiganya memiliki makna dan akar yang sangat berbeda.
Israel: Nama Nabi yang Jadi Nama Negara
Israel sebenarnya adalah nama lain dari Nabi Yakub, cucu Nabi Ibrahim. Dari Nabi Yakub lahir 12 anak laki-laki yang kemudian menjadi nenek moyang 12 suku Israel. Mereka menetap dan berkembang di wilayah Kanaan.
Sekitar abad ke-11 SM, bangsa Israel menginginkan seorang raja. Maka dalam kitab suci, Tuhan mengangkat Thalut (Saul) dari suku Benjamin sebagai raja pertama. Namun, tidak semua suku mengakuinya karena Benjamin adalah suku terkecil.
Kerajaan Israel baru benar-benar bersatu di bawah kepemimpinan Nabi Daud dan dilanjutkan oleh anaknya, Nabi Sulaiman, dari suku Yehuda. Namun setelah wafatnya Sulaiman, kerajaan terpecah dua: Kerajaan Israel di utara (beribu kota Samaria) dan Kerajaan Yehuda di selatan (beribu kota Yerusalem). Kedua kerajaan ini akhirnya hancur akibat invasi Kekaisaran Asyur dan Babilonia. Sepuluh dari dua belas suku pun menghilang dari sejarah, menyisakan dua suku: Yehuda dan Benjamin.
Yahudi: Nama Suku, Bukan Negara
Istilah Yahudi berasal dari suku Yehuda, salah satu dari dua suku yang tersisa setelah kehancuran Kerajaan Israel. Jadi, Yahudi awalnya adalah identitas suku, yang lama-kelamaan berkembang menjadi identitas agama (Yudaisme), budaya, bahkan etnis.
Namun tidak semua orang Yahudi adalah religius. Saat ini, banyak Yahudi yang bersifat sekuler atau bahkan agnostik. Ada pula istilah “Yahudi KTP”, yaitu mereka yang beridentitas Yahudi secara administratif, namun tidak menjalankan ajaran Yudaisme.
Zionis: Gerakan Politik, Bukan Agama
Berbeda lagi dengan Zionisme. Ini adalah gerakan politik yang dimulai pada akhir abad ke-19. Seorang jurnalis asal Hungaria bernama Theodor Herzl menggagas Zionisme pada tahun 1896. Tujuannya adalah mengembalikan orang-orang Yahudi dari diaspora ke tanah leluhur mereka di Yerusalem dan mendirikan negara sendiri.
Setelah perjuangan panjang, cita-cita ini terwujud pada tahun 1948 melalui pendirian negara modern bernama Israel. Namun, negara Israel hari ini tidak identik sepenuhnya dengan ajaran agama Yahudi maupun seluruh etnis Yahudi dunia. Banyak Yahudi yang tidak tinggal di Israel, dan bahkan ada yang menolak Zionisme.
Kesimpulan: Jangan Lagi Tertukar
- Israel adalah nama Nabi Yakub, yang kemudian dijadikan nama negara modern pada 1948.
- Yahudi adalah identitas etnis/suku yang berakar dari suku Yehuda.
- Zionis adalah gerakan politik untuk mendirikan negara Yahudi di Palestina.
Artinya, orang Israel belum tentu Yahudi, tapi bisa jadi Zionis. Orang Yahudi belum tentu tinggal di Israel atau mendukung Zionisme. Dan seorang Zionis belum tentu berdarah Yahudi, karena Zionisme adalah ideologi politik yang bisa diikuti siapa saja.
Yudaisme, sebagai agama kaum Yahudi, memiliki kemiripan nilai dengan Islam, terutama dalam ajaran tauhid. Keduanya menolak penyembahan berhala dan percaya pada Tuhan yang satu, sebagaimana yang diajarkan Nabi Ibrahim.
Mengerti perbedaan ini penting agar tidak terjebak dalam generalisasi dan stigma yang keliru.
- Penulis: Redaksi