Tahun Baru Islam: Momentum Hijrah, Refleksi, dan Syukur atas Anugerah Iman
- account_circle Tim Redaksi
- calendar_month Kam, 19 Jun 2025
- visibility 10
- comment 0 komentar

Sejarah Kalender Hijriah: Jejak Perjalanan Peradaban Islam
NUANSAMEDIA.COM – Kalender Islam atau kalender Hijriah bukan sekadar sistem penanggalan biasa. Ia adalah warisan sejarah, spiritual, dan budaya umat Muslim yang dimulai dari peristiwa hijrah Nabi Muhammad ﷺ dari Mekkah ke Madinah, tonggak utama terbentuknya masyarakat Islam yang mandiri dan berdaulat.
Hijrah tersebut bukan hanya perjalanan fisik, melainkan transformasi total: dari ketertekanan menuju kebebasan beribadah, dari kegelapan menuju cahaya. Maka, ketika Khalifah Umar bin Khattab menetapkan sistem penanggalan Islam, beliau memilih tahun hijrah sebagai titik awalnya, bukan kelahiran Nabi, bukan pula saat pertama kali wahyu turun. Itu karena hijrah adalah simbol perjuangan, perubahan, dan pembentukan peradaban Islam.
Kalender ini mengikuti peredaran bulan (lunar) dan terdiri dari 12 bulan: Muharram, Safar, Rabi’ul Awal, Rabi’ul Akhir, Jumadil Awal, Jumadil Akhir, Rajab, Sya’ban, Ramadhan, Syawal, Dzulkaidah, dan Dzulhijjah. Dalam satu tahun Hijriah terdapat 354 atau 355 hari, sekitar 10–12 hari lebih pendek dari kalender Masehi.
Kapan Tahun Baru Islam 1447 H?
Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang dirilis oleh Kementerian Agama RI, Tahun Baru Islam atau 1 Muharram 1447 H diperkirakan jatuh pada hari Kamis, 27 Juni 2025, dan secara keagamaan dimulai sejak matahari terbenam pada Rabu, 26 Juni 2025 — karena dalam Islam, hari baru dimulai saat maghrib.
Namun, penetapan pasti masih menunggu rukyatul hilal (pengamatan bulan sabit), karena seluruh sistem kalender Islam bergantung pada siklus bulan.
Makna Muharram: Bulan Suci Penuh Refleksi
Muharram adalah salah satu dari empat bulan haram (bulan suci) dalam Islam, bersama Dzulqa’dah, Dzulhijjah, dan Rajab. Dalam bulan ini, dilarang keras menzalimi, memulai peperangan, atau melakukan kezaliman, dan umat dianjurkan memperbanyak amal saleh.
“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram…”
(QS. At-Taubah: 36)
Muharram bukan bulan untuk pesta atau perayaan hura-hura. Sebaliknya, ia adalah bulan yang penuh dengan hikmah, kontemplasi, dan penguatan nilai-nilai spiritual.
1 Muharram: Saatnya Hijrah Diri
Tahun Baru Islam bukan hanya soal kalender berganti. Ini adalah saat terbaik untuk berhijrah secara batin dan sosial — meninggalkan kebiasaan buruk, memperbaiki akhlak, serta memperkuat hubungan kita dengan Allah dan sesama manusia.
Mari renungkan:
- Sudahkah kita menjaga lisan dan perbuatan sepanjang tahun lalu?
- Apakah hati kita masih bersih dari dengki, sombong, atau kelalaian?
- Apakah kita sudah memenuhi hak-hak Allah dan hak-hak makhluk-Nya?
Tahun baru ini adalah kesempatan langka untuk memperbarui niat, menyusun langkah, dan kembali ke jalan yang diridhai Allah.
Tradisi Spiritualitas 1 Muharram
Beberapa tradisi dan amalan yang dianjurkan atau biasa dilakukan umat Muslim saat Tahun Baru Islam antara lain:
1. Membaca Doa Akhir Tahun dan Awal Tahun
Meski tidak bersumber dari hadis sahih, banyak ulama yang membolehkan membaca doa sebagai ungkapan harapan dan penyerahan diri kepada Allah, sebagaimana tradisi salaf.
2. Memperbanyak Dzikir dan Istighfar
Malam pergantian tahun bisa dimanfaatkan dengan berzikir, bershalawat, dan beristighfar, menyucikan jiwa menyambut tahun yang baru.
3. Membaca Al-Qur’an dan Tadabbur Ayat
Ayat-ayat yang membahas penciptaan, waktu, dan kehidupan bisa menjadi bahan renungan yang mendalam. Seperti ayat berikut:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya malam dan siang, terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal, (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk dan berbaring, serta memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi. (Lalu mereka berkata): ‘Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan ini sia-sia. Maha Suci Engkau, lindungilah kami dari siksa neraka.’”
(QS. Ali ‘Imran: 190-191)
4. Menyantuni Fakir Miskin
Sebagai bentuk syukur, banyak yang bersedekah atau berbagi makanan di malam tahun baru, mengingatkan bahwa Islam adalah agama rahmat dan kepedulian sosial.
5. Mengirim Shalawat dan Merenungi Perjuangan Nabi
Tahun baru juga saat yang tepat untuk mengingat pengorbanan Rasulullah ﷺ, yang dengan penuh sabar dan keberanian membawa risalah Islam kepada umat manusia.
Penutup: Mari Hijrah ke Arah yang Lebih Baik
Tahun Baru Islam adalah hadiah tahunan dari Allah SWT untuk kita semua — sebagai ajakan lembut untuk menghitung diri dan memperbaiki arah. Bukan pesta, bukan gemerlap kembang api, melainkan perenungan dan penguatan niat untuk hidup lebih bermakna dan bertakwa.
Selamat Tahun Baru Islam 1447 Hijriah
Semoga tahun ini menjadi awal hijrah jiwa kita menuju kebaikan, keikhlasan, dan kedekatan dengan Allah SWT.
- Penulis: Tim Redaksi
- Editor: Novrizal