Kemendikdasmen Perkuat Ekosistem Pendidikan Unggul di IKN Melalui Gelar Karya Inovatif Guru PAUD dan SD
- account_circle Bardal
- calendar_month Sel, 17 Jun 2025
- visibility 16
- comment 0 komentar

NUANSAMEDIA.COM, NUSANTARA – Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) melalui Direktorat Guru PAUD dan Pendidikan Masyarakat, Direktorat Jenderal Guru, Tenaga Kependidikan, dan Pendidikan Guru (GTKPG) menyelenggarakan Gelar Karya Peningkatan Mutu Pembelajaran PAUD dan SD di Ibu Kota Nusantara (IKN), Selasa (17/6/2025).
Melansir laman resmi Kemendikdasmen, kegiatan ini menjadi puncak dari rangkaian program peningkatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan berbasis kemitraan yang telah berlangsung sejak 2023.
Direktur Jenderal GTKPG, Nunuk Suryani, dalam sambutannya menekankan pentingnya pembangunan sumber daya manusia sebagai fondasi utama kesuksesan IKN.
“Bukan hanya infrastruktur yang megah, tetapi SDM yang unggullah yang akan menentukan keberhasilan Nusantara. Karena itu, wajib belajar 13 tahun, termasuk satu tahun prasekolah, harus menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Salah satu yang mencuri perhatian dalam gelar karya ini adalah Alat Peraga Edukatif (APE) buatan para guru PAUD. Berbagai media pembelajaran kreatif seperti roda fonetik, ular tangga edukatif, dan kartu huruf dibuat dari bahan sederhana seperti kardus bekas, tutup botol, hingga kain perca.
“Guru bukan hanya mendidik, tapi juga berinovasi. APE ini adalah bukti bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna,” kata salah satu panitia.
Program ini selaras dengan visi IKN sebagai ekosistem pendidikan unggul yang menyiapkan SDM masa depan. Data Dapodik 2024 mencatat, ada 212 satuan PAUD di IKN yang tersebar di Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kartanegara, dengan 540 pendidik aktif yang terus didampingi melalui pendekatan kolaboratif.
Kegiatan ini juga menjadi ajang berbagi praktik baik dari delapan satuan PAUD Pembelajar, seperti KB Anggrek, KB Belia Binuang, TK Dewantara, dan TK Mitra Pradana. Para pendidik saling mendampingi dalam model kemitraan, memperkuat mutu pembelajaran secara kolektif.
Salah satu kisah inspiratif datang dari KB Belia Binuang yang memanfaatkan daun kelor untuk membuat media edukatif. Tak hanya bermanfaat bagi anak-anak, inovasi ini bahkan menembus ajang kompetisi inovasi tingkat nasional.
Di tingkat SD, cerita menarik datang dari SD Negeri 019 Sepaku, di mana siswa dan guru bersama-sama membuat big book bertema lingkungan, terinspirasi dari kisah nyata banjir di sekitar sekolah. Hal serupa terjadi di SDN 016 Sepaku, yang kini dikenal karena budaya literasinya—pojok baca jadi rebutan saat jam istirahat.
Para guru yang terlibat telah dibekali kemampuan menyusun modul ajar berdiferensiasi, yang memastikan setiap anak belajar sesuai kebutuhannya. Selain itu, kepala sekolah mulai menerapkan perencanaan berbasis data, termasuk untuk mengalokasikan dana BOS dalam pengadaan alat belajar seperti printer A3 dan bahan literasi.
Transformasi pendidikan di IKN menunjukkan bahwa perubahan tidak perlu menunggu segalanya sempurna. Dengan keberanian untuk mencoba dan berpihak pada anak, Nusantara tidak hanya membangun ibu kota baru, tetapi juga membangun masa depan pendidikan Indonesia yang lebih inklusif dan bermutu.
- Penulis: Bardal
- Editor: Redaksi