Di Balik Keteguhan Armuzna: Kisah Para Penjaga Nafas Jemaah Haji Indonesia
- account_circle Rizal
- calendar_month Rab, 11 Jun 2025
- visibility 60
- comment 0 komentar

NUANSAMEDIA.COM – Suhu yang membakar kulit, hiruk pikuk jutaan manusia, dan medan yang menantang tak menyurutkan langkah mereka. Para petugas kesehatan haji Indonesia berdiri di garis depan, menjadi garda penjaga nafas bagi jemaah yang menunaikan rukun Islam kelima di Arafah, Muzdalifah, dan Mina, kawasan yang dikenal sebagai Armuzna, titik klimaks ibadah haji.
Melansir Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI, Hari Tasyrik terakhir yang jatuh pada Senin (9/6/2025), menandai usainya fase puncak ibadah haji. Situasi dinyatakan terkendali. Di balik kelancaran itu, ada kisah tentang pengabdian, kerja keras, dan ketulusan yang tak selalu tampak di balik layar.
Ketua Tim Asistensi PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, yang juga menjabat Dirjen SDM Kesehatan Kemenkes RI, dr. Yuli Farianti, M.Epid., menyampaikan apresiasi mendalam kepada seluruh tenaga kesehatan yang terlibat. Ia berbicara langsung dari Pos Kesehatan Mina, setelah melakukan serangkaian kunjungan di titik-titik krusial Armuzna.
“Alhamdulillah, berkat kerja keras dan dedikasi luar biasa dari para petugas kesehatan, situasi puncak ibadah haji berjalan dengan aman, lancar, dan terkendali,” ujarnya dengan mata berkaca, menyiratkan bangga yang dalam. Senin (9/6/2025).
Di balik tenda-tenda pelayanan medis, para dokter, perawat, apoteker, tenaga gizi, dan kesehatan lingkungan berjibaku siang malam. Mereka tak hanya menyediakan obat atau penanganan gawat darurat, tapi juga menjadi sahabat dan penguat jiwa bagi jemaah, terutama para lansia dan risiko tinggi (Risti).
“Mereka adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Banyak dari mereka yang meninggalkan keluarga di tanah air demi satu tugas suci: menjaga kesehatan jemaah,” ujar Yuli.
Dalam suhu ekstrem yang bisa mencapai lebih dari 45 derajat Celsius, ancaman dehidrasi, heat stroke, hingga kelelahan menjadi nyata. Namun berkat kesiapsiagaan petugas dan optimalisasi pos kesehatan di Armuzna, mitigasi bisa dilakukan dengan sigap.
Kerja keras tak hanya dirasakan, tapi juga terlihat dari angka. Hingga 8 Juni 2025 pukul 16.00 WAS, tercatat 183 jemaah wafat, angka ini menurun dibandingkan tahun lalu yang mencapai 206 orang di tanggal yang sama.
Penurunan ini adalah hasil nyata dari kolaborasi apik antara Kementerian Kesehatan RI dan Kementerian Kesehatan Arab Saudi. Program pemantauan intensif jemaah Risti, pendampingan kesehatan yang berkelanjutan, hingga rujukan cepat ke RS Arab Saudi menjadi kunci keberhasilan.
Di tengah deru doa dan desak-desakan jutaan manusia, para petugas kesehatan berdiri. Mereka menuntun jemaah yang lelah, menyeka peluh yang menetes, memeriksa denyut nadi yang melemah. Semua dilakukan tanpa pamrih, hanya demi memastikan setiap jemaah dapat menyempurnakan ibadahnya.
“Terima kasih, para penjaga napas. Kalian telah menyentuh sudut terdalam dari cerita ibadah haji tahun ini,” tutup Yuli.
- Penulis: Rizal
- Editor: Redaksi
- Sumber: https://nuansamedia.com